sikap yang dapat menghindari suatu pertengkaran adalah
81 Sikap yang dapat menghindari suatu pertengkaran adalah. a. perasaan mau menang sendiri b. tidak mau menghargai perbedaan yang ada c. mempunyai sifat pendendam d. menjadi orang pemaaf dan sabar e. mengungkit-ungkit masalah yang pernah terjadi Jawaban: d 82. Contoh seorang siswa yang berprilaku tasamuh adalah. a. menganggap dirinya paling benar
TEMPOCO, Jakarta - Pertengkaran dalam suatu hubungan adalah tanda yang sehat. Tapi jika sering terjadi, itu bisa berbahaya bagi hubungan jangka panjang. Jika dua orang telah memutuskan untuk bersama, hampir tidak mungkin menghindari pertengkaran dan itu bisa terjadi karena berbagai alasan.
Pertengkaranbiasanya disebabkan rasa marah, stres, dan takut. Belajar mengendalikan emosi bisa menghindarkan diri dari pertengkaran. [11] Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengelola stres. Contohnya, Anda bisa berkonsentrasi pada hal-hal positif dalam hidup. Anda mungkin stres karena salah satu anggota keluarga sedang sakit.
Apabilapasangan tidak mampu menerima perbedaan kebiasaan sebagai satu komitmen maka akan sulit untuk menyatukannya dalam waktu lama. 7. Masalah Sikap. Selanjutnya pertengkaran yang sering terjadi dalam hubungan yaitu sikap dari pasangan. Tidak jarang sikap kasar, tidak perhatian, tidak romantis, tidak jujur, dan sebagainya menjadikan titik
Sikapyang dapat menghindari suatu pertengkaran adalah. * 2 poin a. perasaan mau menang sendiri b. tidak mau menghargai perbedaan yang ada c. mempunyai sifat pendendam d. menjadi orang pemaaf dan sabar e. mengungkit-ungkit masalah yang pernah terjadi 2 Lihat jawaban Iklan naisaayuriza Jawaban: d. menjadi pemaaf dan sabar Iklan srisetiono1972
Site De Rencontre Des Personnes Vivant Avec Le Vih. – “Kakak bisa nonton konser, kok aku tidak?” atau “Aku ingin jadi anak tunggal saja!” Dua kalimat di atas biasanya dilontarkan anak saat kesal dan bertengkar dengan saudaranya kandung memang bisa menjadi teman terdekat anak, namun menemukan anak yang tidak pernah bertengkar dengan saudaranya sendiri itu hampir tidak mungkin. Setiap adik-kakak pasti pernah bertengkar, dan itu normal. Banyak hal yang menyebabkan saudara kandung bertengkar, seperti sifat dan umur yang berbeda, komplain tentang hak yang berbeda, atau berebut memakai kamar mandi atau potongan terakhir sebuah kue. Memang, pertengkaran dan persaingan antar-saudara kandung merupakan bagian dari pertumbuhan anak. Namun jika terlalu sering, orangtua bisa stres. Untuk itu, orangtua harus bisa membantu anak dengan meminimalisir pertengkaran dan membuat anak-anak menyelesaikan masalah mereka sendiri. Berikut ini, ada deretan akar permasalahan pertengkaran saudara dan apa yang harus dilakukan orangtua. Baca juga Pertengkaran Kakak dan Adik Tak Selalu Negatif Mencari akar permasalahan Saat anak betengkar dengan saudara kandung sendiri, yang harus Anda lakukan terlebih dahulu adalah mencari akar permasalahannya. Anak memang terkadang tidak rasional, apalagi anak kecil. Hal itulah yang membuat masalah kecil bisa membuat anak-anak bertengkar hebat dengan saudaranya sendiri. Berikut ini, hal-hal yang dapat menjadi akar permasalahan dan pemicu pertengakaran antar-saudara kandung. Perhatian Anak selalu mencoba menarik perhatian orangtua. Semakin sibuk orangtua, semakin besar permintaan anak akan perhatian orangtua. Sebaliknya, semakin kecil fokus orangtua untuk memperhatikan kedua anaknya. Saat ada bayi, misalnya. Akan sulit bagi seorang kakak untuk menerima keberadaan adiknya karena posisinya yang tergeser dari pusat perhatian orangtua. Selain itu, biasanya perhatian orangtua akan terpusat pada anak yang sakit atau memiliki kebutuhan khusus, seperti anak yang sulit belajar. Anak lain akan mulai bertingkah untuk mendapatkan perhatian jika mereka merasa diabaikan. Berbagi Mayoritas keluarga memiliki dana terbatas. Artinya, setiap saudara harus saling berbagi. Memberikan mainan atau benda kesukaan anak pada saudaranya itu sulit, terutama bagi anak kecil. Sifat yang unik Bisa saja anak pertama memiliki sifat keras kepala, sementara adiknya adalah seorang introvert dan pendiam. Perbedaan sifat ini bisa membuat pertengkaran. Perbedaan umur dan jenis kelamin juga bisa memicu pertengkaran antar-saudara. Masalah keadilan Jika diumpamakan, anak seperti hakim kecil. Mereka selalu meminta keadilan dan kesetaraan, lalu memperjuangkan apa yang mereka anggap sebagai hak mereka. Seorang adik bisa saja protes karena kakak mereka bisa pergi ke konser sementara dia harus tetap di rumah. Si kakak juga bisa kesal karena mereka harus menjaga adiknya di rumah, alih-alih hangout bersama teman-temannya. Perasaan diperlakukan tidak adil dan iri pada saudara ini dapat menyebabkan dendam, lho. Baca juga Bertengkar dengan Kakak atau Adik Sendiri? Ini Siasat Berdamainya Apa yang harus dilakukan jika pertengkaran terjadi? Teriakan saling menjatuhkan anak-anak mungkin membuat Anda stres, namun sebaiknya hindari terlibat dalam pertengkaran kecuali jika seorang anak terluka. Cobalah untuk membiarkan anak-anak menyelesaikan masalah mereka sendiri. Terlibat tidak akan mengajari anak-anak cara menangani konflik. Malah, itu bisa membuat Anda tampak lebih menyukai satu anak daripada yang lain. Apalagi, jika Anda selalu menghukum anak yang sama. Biasanya, beberapa ketidaksepakatan akan berakhir dengan sendirinya. Berikut adalah beberapa tips untuk menyelesaikan konflik ketika pertengkaran saudara kandung menginjak titik tidak bisa lagi dihindari. Pisahkan Pisahkan anak dan biarkan mereka menenangkan diri di kamar mereka. Terkadang, yang dibutuhkan anak hanyalah waktu untuk diri sendiri dan jarak antara satu sama lain. Ajarkan negosiasi dan kompromiTunjukkan pada anak bagaimana cara menyelesaikan masalah yang menguntungkan semua pihak. Pertama, minta mereka untuk berhenti berteriak dan mulai berkomunikasi. Beri setiap anak kesempatan untuk bercerita. Dengarkan, dan jangan menghakimi. Lalu, coba untuk mengklarifikasi masalah. Misalnya dengan mengatakan, “Jadi, kakak kesal karena adik merebut mainanmu, ya?” saat anak yang lebih tua terlihat kesal. Setelah itu, minta anak untuk menemukan solusi yang tepat dan menguntungkan keduanya. Jika mereka tidak bisa, Anda bisa membantunya dengan memberi solusi. Misalnya, jika bertengkar karena mainan, beri batas waktu agar kedua anak bisa mendapatkan jatah untuk bermain. Tetapkan peraturan Pastikan anak terikat dengan peraturan yang sama, seperti tidak boleh saling pukul, saling hina, atau merusak benda milik saudaranya. Biarkan anak berpendapat tentang bagaimana aturan ditetapkan dan ditegakkan. Misalnya, mereka bisa memutuskan bahwa hukuman untuk memukul adalah tidak bisa menonton TV selama satu malam. Membiarkan anak berperan dalam proses pengambilan keputusan akan membuat mereka merasa memiliki sedikit kendali atas hidup mereka sendiri. Ketika anak-anak mengikuti aturan, pujilah mereka untuk itu. Aturannya mungkin berbeda tergantung pada usia anak. Sama halnya dengan hak istimewa dan konsekuensinya yang dapat bervariasi sesuai usia anak. Jangan pilih kasih Meski salah satu anak bandel sementara anak yang lain sangat baik dan penurut, jangan pilih kasih dan bandingkan anak. Hindari mengatakan kata-kata yang tidak pantas diucapkan pada anak, misalnya “Kenapa sih, kamu tidak bisa seperti kakakmu?” Mengatakan hal seperti itu hanya akan membuat anak makin membenci satu sama lain. Memberi anak perlakuan pilih kasih juga dapat merusakan hubungan Anda dan anak. Jangan buat semua setara Tidak akan pernah ada kesetaraan sempurna dalam suatu keluarga. Seorang anak yang lebih tua tentu bisa mendapatkan beberapa hal yang belum bisa didapatkan adik mereka. Alih-alih menyetarakan anak, perlakukan setiap anak sebagai individu yang unik dan spesial. Beri anak hak memiliki Berbagi memang baik, namun anak tidak bisa dipaksa untuk berbagi segalanya. Semua anak tentu memiliki benda spesial yang hanya bisa dia miliki. Gelar pertemuan keluarga Coba berkumpul bersama keluarga setiap satu minggu sekali untuk membahas masalah yang ada. Beri setiap anggota keluarga kesempatan untuk menyampaikan keluhan mereka. Lalu, cari solusi bersama. Beri setiap anak perhatian terpisah Memang sulit untuk menghabiskan waktu bersama dengan setiap anak, apalagi jika Anda memiliki keluarga yang besar. Namun, salah satu alasan saudara kandung bertengkar adalah karena mereka kekurangan perhatian. Untuk memberi tahu anak-anak bahwa Anda menghargai setiap anak, buatlah waktu berduaan untuk setiap anak. Buat hari-hari istimewa, seperti mengajak putri Anda berbelanja atau putra Anda ke bioskop, cukup berdua saja. Bahkan, 10 hingga 15 menit perhatian dari Anda setiap hari dapat membuat anak merasa istimewa. Baca juga Kakak-Adik Susah Akur, Begini 7 Cara Menghadapinya Bagaimana jika anak lepas kendali? Sangat normal bagi saudara kandung untuk bertengkar dari waktu ke waktu. Tetapi, ketika perkelahian mencapai titik di mana satu anak menjadi korban secara emosional atau fisik, wajib dihentikan. Perilaku memukul, menggigit, atau "menyiksa" yang berulang misalnya, menggelitik, menggoda, atau meremehkan adalah bentuk pelecehan dan Anda harus turun tangan. Jika Anda tidak dapat menghentikan kekerasan itu sendiri, bicarakan dengan dokter atau psikolog anak untuk mendapatkan bantuan. Baca juga Kakak-Adik Bertengkar, Begini Cara Orangtua Antisipasi dan Atasi Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Pepatah mengatakan bahwa pertengkaran adalah bumbu sebuah hubungan. Rasanya sebuah hubungan tak lengkap bila tak ada pertengkaran. Bahkan ada pula yang mengatakan bahwa pertengkaran membuat sebuah hubungan menjadi lebih erat setelahnya. Akan tetapi, pertengkaran, bagaimana pun itu, tentu menyakiti kedua belah pihak. Apalagi, bila pertengkaran tak dapat diselesaikan dengan tepat dan melegakan, maka hal ini bisa menjadi semacam bom waktu yang bisa meledak kapan saja dan malah merusak hubungan rumah tangga. Oleh karenanya, akan lebih baik bila Anda dan pasangan berupaya untuk menghindari pertengkaran. Dr. Jerry Duberstein, terapis pernikahan dan konselor kesehatan mental berlisensi di Massachusetts, AS, memberikan tip berikut ini untuk menjaga rumah tangga Anda dari konflik yang meledak-ledak. 1. Jujurlah Tentang Keinginan Anda Komunikasi yang baik dan efektif adalah hubungan timbal balik yang sehat dari keduanya. Sering kali pertengkaran terjadi hanya karena tidak terungkapnya keinginan masing-masing. 2. Ciptakan Keamanan Pasangan sering kali tidak tahu bahwa tidak adanya komunikasi adalah tanda ketakutan atau ketiadaan perasaan aman di dalam hubungan. Tanpa ada rasa aman dalam hubungan, pasangan jadi akan tertutup dan enggan berbagi, bahkan tidak mau menyampaikan pendapat. Ini tentu akan jadi masalah kronis yang memicu pertengkaran semakin hebat. Baca juga Suami, Tempat Curhat Ternyaman 3. Saling Mempelajari Perbedaan Perempuan dan laki-laki memang berbeda. Perempuan butuh lebih banyak bicara dan mengutarakan perasaannya. Laki-laki biasanya dianggap lebih logis dan solutif. Bila antarpasangan tidak belajar bahwa ada perbedaan dalam cara masing-masing bereaksi atas sesuatu, maka pertengkaran menjadi hal yang sangat mudah timbul. 4. Dengarkan Sepenuh Hati Ingat bahwa Anda bukan mendengarkan untuk menunggu giliran Anda menjawab, melainkan mendengarkan dengan sepenuh hati. Anda perlu mendengarkan untuk mencari informasi yang akan membantu Anda mengetahui dan mencintai pasangan Anda secara lebih intim. Anda tidak akan mendapat apa pun jika Anda hanya menunggu pasangan berhenti berbicara sehingga Anda dapat mengatakan apa yang ingin Anda katakan. Baca juga 5 Kiat Mendengarkan dengan Penuh Empati agar Pasangan Merasa Dipahami 5. Ajukan Pertanyaan Terbuka Alih-alih memberikan pertanyaan seperti, “Kamu marah?” lebih baik ajukan pertanyaan terbuka seperti, “Apa yang membuat kamu keberatan kalau aku harus pergi bekerja di akhir pekan?” Kalimat tersebut mengundang diskusi yang lebih terang dan tidak menghakimi. 6. Perhatikan Kondisi Masing-masing Mengobrol bersama pasangan memang menyenangkan. Akan tetapi, selalu perhatikan untuk tidak membicarakan topik berat ketika Anda berdua lelah. 7. Jangan Berpikir Pasangan Bisa Membaca Pikiran Ini adalah sebuah kesalahan besar. Pasangan Anda bukanlah peramal. Ia tak bisa membaca pikiran Anda. Hanya karena berekspektasi bahwa ia mengerti pikiran Anda, Anda bisa jadi kesal sendiri saat ia tak melakukan apa yang Anda harapkan. Baca juga Cara Terbaik Selesaikan Pertengkaran dengan Suami Hubungan Suami Istri Tak Lagi Mesra, Mengapa? Sandi Rahasia Untuk Menambah Kemesraan Manfaat Bermesraan Mesra dalam Waktu 60 Detik LELA LATIFA FOTO FREEPIK Updated Juni 2022
- Bertengkar dengan pasangan adalah perkara lumrah. Dua individu yang dieratkan dalam hubungan romantis sangat wajar menemui ketidakcocokan karena perbedaan karakter, temperamen, dan latar belakang satu sama lain. Apabila disikapi dengan bijak, pertengkaran adalah bumbu-bumbu hubungan yang membuatnya menjadi lebih manis. Sebaliknya, jika gegabah, pertengkaran adalah awal dari keretakan hubungan tersebut. Lantas, apa saja tips mengendalikan emosi saat bertengkar dengan pasangan agar tidak menimbulkan masalah berlarut-larut? Bertengkar dengan pasangan juga bukan tanda bahwa hubungan tersebut buruk atau tidak sehat. Hadirnya pertengkaran disebabkan ada komunikasi antarpasangan yang berbeda pandangan, kebiasaan, dan cara pasangan yang tak pernah berdebat malah dianggap memiliki hubungan yang kurang sehat. Tandanya, mereka tidak terbuka dengan pikiran masing-masing. Mendiamkan masalah tersebut sehingga tidak pernah bukan pertengkaran yang menjadi masalah. Respons terhadap pertengkaran itulah yang menentukan, apakah pertengkaran itu menjadi konflik atau menjadi sarana untuk mengenal satu sama penting yang perlu diperhatikan saat bertengkar adalah pengendalian emosi. Apabila salah seorang pasangan lekas marah, sementara yang satunya kurang sabar, tidak mustahil pertengkaran menjadi tidak sehat dan memicu keretakan hubungan jangka itu, penting bagi pasangan untuk mengendalikan emosinya. Tahu kapan harus bersikap. Menyesuaikan waktu marah dan menahan perasaan agar tidak meletup. Tidak berkata-kata kasar, apalagi sampai merendahkan pasangannya. Baca juga Cara Mencegah dan Mengatasi Saat Anak Sering Bertengkar Cara Mendekatkan Diri dengan Pasangan Setelah Bertengkar Cara Mengendalikan Emosi saat Bertengkar dengan Pasangan Berikut ini sejumlah tips mengendalikan emosi saat bertengkar dengan pasangan, sebagaimana disampaikan psikolog Ike Astuti Dany Rosani dari APKI. 1. Kenali situasi yang membuat emosi beberapa orang, emosi mudah terpancing ketika lelah atau sedang terlilit masalah. Namun, situasi tertentu berbeda reaksinya bagi masing-masing orang. Dengan demikian, penting bagi individu mengenal situasi yang memancing emosinya. Ketika paham, ia akan mudah mengendalikan temperamen dan tidak mudah tersulut amarah atau bertindak gegabah. 2. Ambil waktu untuk diam dan lakukan relaksasi bernapas dalam atau deep breathing. Latihan relaksasi dapat memudahkan seseorang untuk memiliki kontrol terhadap emosi dan tidak bersumbu pendek mudah marah. Berikut ini cara melakukan relaksasi tersebut Ambil posisi yang nyaman. Letakkan satu tangan diatas abdomen tepat bawah iga dan tangan lainnya berada di tengah-tengah dada untuk merasakan gerakan dada dan abdomen saat bernapas. Hembuskan napas dengan perlahan-lahan. Tarik napas dalam melalui hidung secara perlahan-lahan selama 4 detik sampai dada dan abdomen terasa terangkat maksimal, jaga mulut tetap tertutup selama menarik nafas. Tahan napas selama 3 detik. Hembuskan atau keluarkan napas secara perlahan-lahan melalui mulut selama 4 detik. Lakukan secara berulang dalam 5 siklus selama 15 menit dengan periode istirahat 2 menit 1 siklus adalah 1 kali proses, mulai dari tarik napas, tahan, lalu hembuskan. Relaksasi deep breathing dapat meningkatkan konsentrasi pada diri, mempermudah untuk mengatur napas, meningkatkan oksigen dalam darah, dan memberikan rasa tenang sehingga membuat diri menjadi lebih relaks. Relaksasi deep breathing lazimnya digunakan untuk melatih stabilisasi emosi. Jika Anda merasa kesulitan mengontrol emosi, rutin lakukan latihan deep breathing, terutama saat emosi mulai terpancing. 3. Latih pikiran untuk berpikir logis dalam segala situasi. Setelah rutin melakukan latihan di atas, lazimnya seseorang cenderung mampu menjaga kestabilan emosinya. Untuk menajamkan pengendalian emosi, selalu utamakan berpikir logis. Bagaimanapun juga, sikap marah tidak banyak gunanya, malahan cenderung berefek negatif bagi orang Ketika emosi terpancing, berhitung untuk meredam emosi atau dapat dengan tarik nafas dari hidung secara perlahan-lahan dan hembuskan lewat mulut perlahan-lahan hingga merasa lebih tenang. 5. Bergerak saat posisi tubuh akan mengurangi tekanan emosi. Apabila seseorang marah dalam kondisi duduk, hendaknya ia bangun, berdiri, dan bergerak sehingga emosinya sedikit mereda. Demikian juga, ketika marah saat kondisi cuaca yang panas, mandi akan meredakan emosi tersebut dan membuat seseorang menjadi lebih tenang. 6. Ambil waktu sejenak untuk berpikir Ekspresikan dengan ada unek-unek dengan pasangan, ekspresikan perasaan tersebut dengan bijak. Hindari kata-kata kasar atau menyudutkan cara rinci dan tips berkomunikasi dengan pasangan saat bertengkar dapat dilihat di sini. 8. Bertanyalah dengan baik dan hindari sikap menuduh dan Fokus mencari solusi, bukan pada rasa marah, kesal, atau kecewa. Tidak semua orang paham komunikasi untuk menyelesaikan masalah. Beberapa hanya ingin mencurahkan perasaannya. Jika demikian, salah satu pasangan harus mendengarkan secara Jika emosi mulai terpancing kembali, segera lakukan relaksasi. Saat emosi tak kunjung mereda, akhiri dulu komunikasi dengan baik. Istirahatlah sejenak dari pasangan hingga tekanan perasaan menyurut. Ketika kedua belah pihak sudah dalam kondisi lebih tenang, komunikasi berfokus solusi dapat dilakukan kembali. - Gaya Hidup Penulis Abdul HadiEditor Yantina Debora
Istirahat 30 detik dapat membantu pasangan menekan tombol reset pada perkelahian, kata konselor klinis berlisensi Timothy Warneka. "Berhenti, keluar dari ruangan, dan sambung pembicaraan kembali ketika kedua belah pihak sedikit lebih tenang." Sengan cara ini, Anda berdua akan menemukan diri yang lebih tenang dan mungkin berbicara secara damai. 2. Akui kesalahanmu Melody Brooke, terapis pernikahan dan keluarga berlisensi, mengatakan ada dua hal yang dapat menggagalkan pertengkaran yang intens mengakui apa yang Anda lakukan untuk membuat pasangan Anda tertarik dan mengekspresikan empati terhadap pasangan Anda. Anda harus bertanya kepada pasangan Anda kesalahan apa yang Anda lakukan sehingga mereka bereaksi dengan cara tertentu! Dengarkan baik-baik dan akui jika itu adalah kesalahan Anda. Mengakui kesalahan Anda, dapat mengurangi pertengkaran dan juga membersihkan hati nurani Anda.
4 sikap ini harus dihindari dalam pertengkaran Melawan, Lari, Berbohong, dan Menyerah. Dua sikap pertama umunya dilakukan oleh pria sementara dua sikap terakhir dipilih wanita ketika terlibat konflik dengan pasangannya. Keempat sikap ini tidak pernah menyelesaikan masalah, malahan akan memperkeruh masalah dan menimbulkan sakit hati di masa depan. Pertama-tama, saya akan membahas alasan mengapa kita cenderung memilih satu atau beberapa sikap ini ketika terjebak konflik dengan orang lain. Kemudian kita akan membahas dampak negatif keempat sikap ini. MENGAPA BEGITU PENTING MENJADI BENAR ? Mana yang lebih penting bagi anda ? Pasangan anda atau. harga diri anda ? Saya yakin jawabannya adalah hubungan dengan pasangan kita. Itu kalau kita sedang dalam keadaan baik-baik saja. Jawabannya jelas berbeda jika saat ini kita sedang perang dengan pasangan kita. Harga dirilah yang paling penting ! Harga diri adalah soal kebenaran. Yang salah harus mengaku salah dan meminta maaf kepada yang benar ! Yeee ! Sebegitu pentingkah menjadi benar dibandingkan dengan pasangan anda ? Kadang-kadang sih ! He...he..he... Yang pasti, kecenderungan ini bukan salah anda. Ini adalah hukum dunia. Dunia menghargai kemenangan, kebenaran, dan hasil. Dunia menghukum pecundang, kesalahan, dan kegagalan. Karena itulah sejak kecil kita diajar untuk menjadi nomer satu oleh orang tua kita. Ketika nilai-nilai kita bagus, papa memberikan hadiah, ketika nilai kita jelek, mama marah-marah. Dan ketika kita gagal mereka menghukum kita. Entah itu tidak boleh nonton tivi, maen ps, atau dipotong uang sakunya. Kegagalan adalah aib, memalukan, dan pantas dihukum. Memangnya apa salahnya kegagalan ? Thomas Alfa Edison gagal sebanyak 1000 kali sebelum menemukan bola lampu pijar. Donald Trump bangkrut beberapa kali sebelum akhirnya menjadi multimilioner. Soichiro Honda memulainya dengan sepeda yang ditempeli mesin yang menjadi olok-olokan orang sekampungnya sebelum menciptakan sepeda motor sungguhan. Kolonel Sanders menghadapi penolakan ketika menawarkan franchise ayam gorengnya ! Albert Einsten ditakdirkan sebagai orang aneh, idiot, dan bodoh. Hellen Keller buta, Nick Vu..... tidak memiliki tangan ataupun kaki. Semua orang ini dipandang sebagai orang - orang gagal oleh dunia. Mereka raja kegagalan yang harus dihukum, dijauhi, dan disingkirkan dari masyarakat ! Tetapi, tanpa mereka, hidup kita tidak akan pernah senyaman ini. Kita berhutang kepada juara-juara kegagalan ini ! Pelajaran terbaik yang bisa kita pelajari adalah saat kita mengalami kekalahan dan kegagalan. Bukan kesuksesan ! Jadi, mengapa harus stress jika beberapa usaha kita gagal ? Mengapa malu dengan kekalahan ? Mengapa berhenti berusaha ? Sebab dunia tidak mentolelir kegagalan ! Ini salah ! Benar - benar salah ! Dunia, teman-teman kita, orangtua kita, bahkan pasangan kita sendiri boleh mengejek kegagalan kita. Selama anda memahami bahwa kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda, maka anda tidak akan pernah berhenti hingga tujuan anda tercapai ! Jika kebenaran lebih penting daripada sebuah hubungan, apalagi hubungan suami-istri. Maka anda melewatkan satu-satunya hal yang paling berharga di kehidupan ini ! Seiring bertambah usia, kita akan menyadari tidak ada barang-barang yang kita bawa mati kecuali ingatan-ingatan kita bersama orang-orang yang kita cintai ! Benar itu penting ? JELAS PENTING LAH ! Namun pertimbangkan lagi jika taruhannya adalah hubungan dengan pasangan anda ! 4 SIKAP YANG HARUS DIJAUHI DALAM PERTENGKARAN Pada dasarnya ada empat sikap yang diambil orang agar tidak terluka dalam pertengkaran, yakni Melawan Lari Berbohong Menyerah Masing-masing dari sikap ini menawarkan keuntungan jangka pendek, tapi dalam jangka panjang semuanya tidak produktif. Marilah kita membahas masing - masing sikap ini. MELAWAN. Sikap ini kecenderungan pria. Jika percakapan tidak bersahabat dan tidak mendukung, orang - orang tertentu secara naluri mulai melawan. Mereka segera beralih ke sikap ofensif. Semboyan mereka adalah "pertahanan yang baik adalah serangan." Mereka menyerang dengan menyalahkan, menghakimi, mengecam, dan membuat pasangan tampak keliru. Mereka cenderung berteriak dan marah besar. Motif batin mereka adalah menakut-nakuti pasangan mereka supaya mencintai dan mendukung mereka. Jika pasangannya mundur, mereka menganggap telah menang, tapi sebetulnya mereka kalah. Intimidasi senantiasa memperlemah kepercayaan dalam suatu hubungan. Memaksakan kehendak untuk memperoleh apa yang dikehendaki dengan membuat orang-orang tampak keliru sudah pasti akan menggagalkan sebuah hubungan. Pasangan yang sering bertengkar lambat-laun akan kehilangan kemampuan untuk membuka diri dan lebih berperasaan halus. Wanita melindungi diri dan pria menutup rapat-rapat serta berhenti menyayangi pula. Lamba-laun mereka kehilangan kemesraan apa pun yang mereka miliki pada awalnya. LARI. Sikap ini juga sering dilakukan oleh para laki-laki. Untuk mencegah konfrontasi, mereka mundur ke gua-gua mereka dan tak pernah muncul. Ini mirip perang dingin. Mereka tidak mau berbicara dan tak ada yang diselesaikan. Sikap pasif agresif ini tidak sama dengan beristirahat sejenak dan kemudian kembali untuk berbicara dan memecahkan masalah dengan cara yang lebih penuh kasih sayang. Mereka yang lari ini takut dengan konfrontasi dan lebih suka bersembunyi, tak mau membicarakan yang dapat menimbulkan pertengkaran. Mereka berjalan dengan sangat hati-hati dalam menjalin hubungan. Kaum wanita sering mengeluh bahwa mereka harus sangat hati-hati, tapi kaum pria pun demikian. Tindakan ini begitu dalam tertanam dalam diri pria, sehingga mereka bahkan tidak menyadari betapa sering mereka melakukannya. Daripada bertengkar, pasangan-pasangan tertentu lebih suka mendiamkan perselisihan paham mereka. Mereka mencoba memperoleh apa yang mereka kehendaki dengan menghukum pasangan mereka dengan menahan cinta. Mereka tidak langsung melukai pasangan mereka, seperti serdadu. Sebagai gantinya, mereka melukai secara tak langsung dengan perlahan-lahan merampas cinta yang layak mereka terima. Dengan menahan cinta, pasangan kita tentu makin mengurangi apa yang diberikan pada kita. Keuntungan jangka pendeknya adalah damai dan keselarasan, tapi apabila masalah-masalahnya tidak dibicarakan dan perasaan-perasaan tidak didengarkan, kebencian akan menumpuk. Dalam jangka panjang, mereka kehilangan kontak dengan perasaan cinta dan penuh gairah yang dulu mendekatkan mereka. Biasanya mereka melarikan diri dengan banyak bekerja, makan terlalu banyak, atau kecanduan-kecanduan lain yang mematikan perasaan-perasaan menyakitkan yang tak dapat mereka pecahkan. BERBOHONG. Sikap ini umumnya dilakukan oleh wanita. Agar tidak terluka dalam pertarungan, orang ini berpura-pura tidak ada masalah. Ia pura-pura tersenyum, tampak sangat menyenangkan, dan bahgia. Tapi lama-kelamaan para wanita ini jadi semakin membenci, mereka senantiasa memberi kepada pasangannya tapi tak pernah memperoleh kembali. Kebencian ini menghambat ungkapan cinta secara alami. Mereka takut bersikap jujur mengenai perasaan-perasaan mereka, maka mereka mencoba membuat segalanya "beres, oke-oke, dan baik-baik saja." Kaum pria biasa menggunakan ungkapan-ungkapan ini, tapi bagi mereka artinya sama sekali lain. Bagi pria, ungkapan ini berarti, "ini boleh-boleh saja, sebab aku bisa menghadapinya sendirian" atau "Tak apa, aku tahu apa yang harus kulakukan" atau "Tenang saja, aku yang menanganinya, dan aku tidak membutuhkan bantuan apa pun." Berbeda dengan pria, apabila wanita menggunakan ungkapan-ungkapan ini, ini merupakan isyarat bahwa ia mencoba menghindari suatu pertengakaran atau perselesihan. Agar tidak timbul pertengakaran, wanita kadang membohongi dirinya sendiri, yakin bahwa segalanya oke, baik-baik saja, dan tidak ada apa-apa, padahal sesungguhnya tidak demikian. Ia mengorbankan atau menyangkal keinginan-keinginan, perasaan-perasaan, dan kebutuhan-kebutuhannya untuk mencegah kemungkinan bertengkar. MENYERAH. Sikap ini juga sering dilakukan oleh wanita. Daripada bertengkar, orang ini menyerah. Mereka akan mengaku salah dan memikul tanggungjawab terhadap apa saja yang membuat marah pasangan mereka. Dalam jangka pendek, mereka tampaknya menciptakan hubungan yang amat mendukung dan penuh cinta, tapi pada akhirnya mereka kehilangan diri sendiri. Untuk menyenangkan pasangan mereka, orang-orang ini secara naluri merasakan keinginan - keinginan pasangan mereka, dan kemudian menyesuaikan diri mereka sendiri agar menyenangkan. Akhirnya mereka benci karena menyerahkan diri sendiri demi cinta. Setiap bentuk penolakan sangat menyakitkan, sebab mereka telah menolak diri sendiri dengan begitu hebat. Mereka berusaha mendhindari penolakan dengan cara apa pun dan ingin dicintai oleh semua orang. Dalam proses ini mereka mengorbankan keberadaan mereka. Dalam jangka panjang, sikap ini akan menyebabkan depresi, tertekan, dan matinya rasa cinta yang alami. KESIMPULAN Mungkin andapun mengambil salah satu sikap di atas, atau beberapa sikap sekaligus. Orang umumnya bergerak dari satu sikap ke sikap yang lain. Semua strategi di atas bertujuan untuk melindungi diri kita sendiri agar jangan terluka. Sayangnya, strategi itu tidak berhasil. Yang berhasil adalah mengenali pertengkaran dan berhenti. Luangkan waktu untuk meredakan ketegangan, kemudian datang kembali dan berbicara. Berlatihlah berkomunikasi dengan pengertian serta rasa hormat yang lebih besar terhadap pasangan anda. Lambat-laun anda akan belajar mencegah pertengkaran dan perdebatan. Penyebab Konflik dan Pertengkaran Kenali penyebab konflik anda dan pasangan anda. Dan Selesaikan !
sikap yang dapat menghindari suatu pertengkaran adalah